Sumedang, (www.depag.go.id) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuka Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) Perkasa II Tahun 2009, di Bumi Perkemahan Letjen (Purn) Mashudi, Sumedang, Jawa Barat, Rabu siang (17/6).
Pembukaan perkemahan ini ditandai dengan menabuh rebana oleh Presiden SBY dan Menag Maftuh Basyuni, Menkominfo Muh. Nuh, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Prof.Dr. Azrul Azwar, MPH. Presiden kemudian menandatangani sampul peringatan Perkasa II 2009. Dalam acara tersebut, Presiden SBY bertindak selaku pembina upacara.
Presiden pada sambutannya antara lain mengintruksikan kepada seluruh menteri terkait, gubernur, bupati, walikota di seluruh Indonesia agar terus memberikan dukungan yang optimal pada Gerakan Pramuka, termasuk gerakan Pramuka di lingkungan pesantren. "Terus mantapkan Gerakan Pramuka di Pesantren dalam pembangunan karakter bangsa, sekali lagi dengan prinsip bina diri, bina satuan dan bina masyarakat," kata SBY.
"Bangun Pramuka di lingkungan pesantren dengan sisi keislaman, keindonesiaan, kemoderenan dan kemanusiaan. Mari kita jadikan para santri yang mampu mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sekaligus mampu menghadapi tantangan zaman yang terus berubah," ajak SBY.
Sangat Penting
Lebih jaug Presiden SBY menambahkan, gerakan Pramuka memiliki peran sangat penting dalam mempertebal rasa cinta tanah air di era global saat ini, dimana globalisasi telah menghadirkan gejala universalisme dan transnasionalisme yang kian menguat. "Globalisasi juga berpotensi menumbuhkan gejala denasionalisme atau melemahnya rasa kebangsaan," tambahnya.
Menurut Presiden, Gerakan Pramuka di lingkungan pesantren telah lama dikenal, sejak jaman kolonial Belanda. Di pondok-pondok pesantren di seluruh tanah air telah berdiri organisasi-organisasi kepanduan yang terlibat aktif menanamkan semangat perjuangan dan wawasan kebangsaan. "Organisasi kepanduan masa itu ikut memperkokoh peran pondok pesantren dalam menjalankan perannya sebagai lembaga Dakwah Islamiyah, sekailgus juga sebagai pusat perlawanan terhadap kolonialisme," kata SBY di hadapan ribuan santri Pramuka dan undangan.
Para pandu di pondok pesantren, kata Presiden SBY, selain menjadi pelopor perjuangan melawan kolonial juga menjadi garda terdepan dalam pergerakan kebangsaan. "Kita mengenal Panglima Besar Jenderal Soedirman, adalah seorang santri sekalgus pandu yang memimpin perang gerilya. Ini menunjukkan gerakan kepanduan yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Pramuka bukanlah hal yang baru di lingkungan pesantren," tambah SBY.
Presiden SBY menegaskan, pemerintah akan terus memberi perhatian yang besar pada peran Gerakan Pramuka di tanah air. "Tiga tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 14 Agustus 2006, saya telah mencanangkan Gerakan Revitalisasi Pramuka. Revitalisasi ini ditujukan agar Gerakan Pramuka dapat dikembangkan secara inovatif melalui pendekatan dan kegiatan yang lebih sesuai dengan dinamika kehidupan masyarakat dewasa ini," ujar SBY.
Sebelumnya, Ketua Kwartir Nasional Prof.Dr.dr. Azrul Azwar, MPH, dalam laporanya mengatakan, pelaksanaan Perkasa II tahun ini tidak terlepas dari revitalisasi Gerakan Pramuka yang dicanangkan Presiden SBY tahun 2006 lalu. Perkasa II 2009 kali ini bertema Pramuka Santri Indonesia Bertekad untuk Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan dalam Kerangka Bhinneka Tunggal Ika, berlangsung dari tanggal 15 s/d 20 Juni, diikuti sekitar 5.500 Pramuka Santri dari seluruh Indonesia. "Selama perkemahan, peserta mengadakan berbagai kegiatan mulai dari aktivitas kepramukaan, ekspose keahlian dan keterampilan, pameran hasil karya santri, seminar nasional, seni dan budaya Islam, gerakan penghijauan dan kebersihan lingkungan, dan pentas kontingen daerah," ujar Asrul Aswar
Tampak juga hadir antara lain Menkopolhukam Widodo AS, Menkes Siti Fadillah Soepari, Seskab Sudi Silalahi, pimpinan Kwartir Gerakan Pramuka, dan para pimpinan pondok pesantren se Indonesia.(sby.info/ts)
JADWAL PUASA SUNNAH 2015
9 tahun yang lalu